THE MIRROR

Ketika kita sedang dihadang sebuah puncak kepedihan hidup, namun kita tetap mencintaiNYA seperti ketika kita mendapat puncak kebahagiaan hidup - dan keduanya dengan kadar cinta yang sama; itu artinya; kita telah sampai pada kedalaman cinta yang sesungguhnya.(

THE MIRROR

Jujur, kita lebih patuh pada manusia ketimbang padaNYA. Kita lebih sigap ketika dipanggil Bos, dibanding ketika DIA yang memanggil. Bahkan, kita siap menjalankan sebuah permintaan Bos meski kadang salah. Sementara berbagai permintaan-NYA - yang pasti benar - tak selalu kita laksanakan ! Duh Gusti !

THE MIRROR

Ketika orang di sekeliling kehidupanmu cemberut, jangan pernah coba untuk membuat mereka tersenyum. Bahkan dengan melucu sekalipun ! Cara paling jitu untuk membuat mereka tersenyum - tak ada lain : tersenyumlah lebih dulu !

THE MIRROR

Jemari menunjuk bulan ! Sayangnya, mata kita lebih sering tertuju pada ujung jari, bukan pada bulan di atas sana. Ketika itu terjadi, lenyaplah kesempatan kita untuk melihat keindahan bulan dan segenap misterinya. Celakanya, seperti itulah kita menyikapi mimpi dan tujuan hidup kita. Sedihnya, salah lihat itu membuat kita berputar-putar belaka di tempat yang itu-itu juga

THE MIRROR

Tengoklah sejenak : ada ruangan renggang di antara jari jemari kita ! Dan sungguh menggetarkan hati, ternyata ruang-ruang renggang itu disiapkan agar Tuhan bisa merapatkan jari-jariNYA. Menggenggam erat jemari kita ! Jadi jika engkau jatuh dan tak bangun lagi, itu artinya engkau melepaskan jari-jari Tuhan yang ada di antara ruang jemarimu .